Sastra Lisan Jawa: Warisan Budaya Leluhur untuk Harmoni Alam Semesta
Perilaku eksploitatif terhadap alam, akibat hilangnya fungsi magis dari sastra lisan yang ada, manusia menjadi tidak lagi mempertimbangkan keseimbangan alam.
Perilaku eksploitatif terhadap alam, akibat hilangnya fungsi magis dari sastra lisan yang ada, manusia menjadi tidak lagi mempertimbangkan keseimbangan alam.
BADAMI Vol.2 yang mengusung tema “Siasat Tubuh di Zaman yang Terus Bergerak”, memungkinkan Ela sebagai seniman tari muda mengangkat Bajidoran bukan dari sisi performatifnya saja, tetapi juga memanfaatkan ruang publik untuk melakukan diseminasi gagasan.
Kenyataannya tak semanis narasi kemakmuran yang diberitakan oleh berbagai media. Desa Tumang sebetulnya dalam kondisi degradasi dan akan mengalami krisis generasi penempa di masa mendatang.
Munggahan yang di dalamnya terdapat ritual mandi, ditengarai memiliki kaitan yang erat dengan tradisi Hindu.
Seniman Banyuwangi dengan kreativitasnya mampu mentransformasikan fungsi Gandrung, yang mulanya sebagai media ritual-perjuangan menjadi kesenian bernilai jual yang mengidupi dan menghibur.
Benda-benda yang dianggap usang dan hampa makna disusun kembali menjadi sebangun karya instalasi yang menggambarkan corak kehidupan masyarakat agraris.
Joge Bungin adalah sebuah ritual yang dilakukan masyarakat Bungin dalam bentuk tarian pada acara pernikahan dan khitanan.
Dahulu, sebagai bunyi, peribahasa memiliki daya sugestif ketika digunakan oleh masyarakat yang tidak mengenal tulisan.
Pewayangan menjadi narasi budaya yang diartikulasikan secara intens oleh Teja, sembari mencerap daya magis, kekuatan alam, dan prinsip kosmologi Bali.
Dalam gemerlap industri kreatif, isu etika dan hak cipta menjadi fokus penting. Pengambilan, penggunaan, dan distribusi musik dari konteks budaya tertentu memerlukan pertimbangan mendalam.