
Senggakan: Estetika Musikal yang Melintasi Zaman
Kiwari, senggakan tidak hanya menjadi ornamen musikal saja, melainkan sebuah estetika. Senggakan menjadi suatu cara untuk menikmati musik.
Kiwari, senggakan tidak hanya menjadi ornamen musikal saja, melainkan sebuah estetika. Senggakan menjadi suatu cara untuk menikmati musik.
Dalam pewayangan Jawa, sosok Rajamala merupakan sosok yang "pilih tanding". Ia dikisahkan sangat sakti dan mampu menangkal sifat-sifat negatif.
Seniman sekaligus budayawan Sumbawa, Haji Hasan mengatakan, perkembangan bakelong tidak dapat dipisahkan dari sejarah masuknya Islam ke Pulau Sumbawa.
Dijunjung sebagai indung, dipuja selayaknya batari. Dayang Sumbi, Nyai Pohaci, dan Sunan Ambu dalam peran-peran adiluhungnya dipandang sebagai sosok yang telah mencapai kesempurnaan sejati.
Kuliner ekstrim bagi masyarakat Minahasa adalah bagian dari kekayaan gastronomi Nusantara yang turut membentuk identitas etnis Minahasa.
Relasi antara kedua subjek ini begitu erat. Perjalanan historisnya dimulai sejak zaman kerajaan dan dicatatkan di berbagai serat.
Seiring perkembangan zaman, masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat mengembangkan Lolope dalam bentuk baru yang lebih kuat agar bertahan lama dan dapat digunakan secara terus menerus.
Menyesap secangkir kopi terasa lebih khidmat di warung kopi legendaris seperti kopi kreweng Mas Partono. Selain tetap mempertahankan metode seduh tradisional (kopi tubruk berampas), jauh pula dari kesan seremonial.
Istilah candi tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, tetapi juga istana, pemandian, atau fungsi-fungsi lainnya.
Kendati telah bersalin rupa, catur gatra yang digagas oleh pendiri Mataram Islam, Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama, tetap menjadi bagian penting dalam tata ruang alun-alun Bandung.