Kritik Seni dan Budaya yang Hilang
Kita lebih khusyuk membicarakan teori-teori dalam penulisan kritik, dibanding menulis kritik itu sendiri.
Etnomusikolog, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
Kita lebih khusyuk membicarakan teori-teori dalam penulisan kritik, dibanding menulis kritik itu sendiri.
Harus diakui, gelaran jazz di negeri ini seringkali banyak diisi oleh artis-artis ibukota yang justru jauh dari jazz.
Joget Amerta lahir dan berupaya mengembalikan tubuh pada kodratnya.
Akhirnya, kritik ini menjadi penting agar forum penghargaan itu tidak sekadar menjadi ritual penyerapan anggaran plat merah.
Surabaya memiliki museum teranyar bernama “Museum Surabaya”. Uniknya, museum ini berada di gedung Siola, Jalan Tunjungan
Udeng bukanlah topi, memakainya sarat akan beban-beban makna. Udeng mempresentasikan kultur dan karakter. Memakai udeng berarti sebuah proses untuk menjadi masyarakat native
Makanya, sebagai sebuah profesi, pengrawit idealnya dinaungi oleh sebuah lembaga advokasi atau asosiasi kesenimanan.
Apapun yang berbau tradisi termasuk di dalamnya kesenian, semakin dijauhi. Kesenian tradisi dengan demikian semakin tak menemukan ruang untuk menampakkan jati dirinya secara lebih terbuka.
Saban tahun, pemerintah Kota Solo menyelenggarakan gelaran keroncong dengan tajuk “Panggung Gesang”.
Munculnya budaya literasi memungkinkan siapapun dapat menjelaskan dan mengungkapkan kehendaknya lewat kata dan tulisan, tak terkecuali dalam konteks seni pertunjukan terutama musik.