Tari Songgolangit: Obsesi KeIlahian dan Resistensi Seorang Perempuan
Tari Songgolangit bukan hanya kesenian dalam dimensi performatif, tetapi juga mengejawantah dalam kekuatan simbolik seorang perempuan lewat gerakan dan kostumnya.
Tari Songgolangit bukan hanya kesenian dalam dimensi performatif, tetapi juga mengejawantah dalam kekuatan simbolik seorang perempuan lewat gerakan dan kostumnya.
Setelah ajaran Islam tersiar, tradisi mendoakan arwah leluhur pun mengalami perubahan. Rapalan mantra digantikan oleh bacaan Surah Yasin, disertai dengan tahlil.
Dicaci tetapi tetap dinikmati. Gerakan mencintai “keanehan” sebenarnya telah berusia lampau, di kala ukuran estetika seni dianggap mengalami kemandegan.
Menyajikan daging kerbau merupakan wujud rasa syukur untuk menyambut hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Begitulah cara etnis Batak Angkola Huta Pasar Simangambat menandai kegembiraan.
Kepingan-kepingan informasi mengenai sejarah Krakatau, sudah selayaknya ditemukan dan dirangkai kembali.
Eksistensi tembang dolanan seperti “Lir-Ilir” dan Gamelan Sekaten, merupakan bukti dari jejak-jejak masa lalu penyebaran agama Islam oleh Walisongo.
Anggapan pemali sebagai hal yang mengada-ada disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya, karena pemali kerap dipandang sebagai hal yang tidak masuk akal atau irasional.
Prosesi upacara adat Wiyaneo, diawali dengan mempersiapkan daun Aisame, Aimaranding dan batang kayu Belo. Suku Onate menyebut Belo sebagai kayu pemanggil ikan.
Kedatangan Islam mengubah ruang sakral masyarakat Jawa. Tak lagi terbatas di area pegunungan, goa atau lokasi keramat lain di tanah Jawa, melainkan pusat peradaban Islam seperti di Makkah dan Madinah.
Kendati telah kehilangan beberapa empu terbaiknya, namun industri gamelan di Desa Jatiteken tetap bergeliat.