
Tanah Perdikan dari Masa ke Masa
Tanah perdikan masih dipertahankan dan lazim terdengar hingga kini sebagai istilah kultural bagi desa yang pernah mendapatkan status demikian, bukan status administratif desa yang memiliki hak-hak istimewa.
Seputar kultur dan Keberagaman suku
Tanah perdikan masih dipertahankan dan lazim terdengar hingga kini sebagai istilah kultural bagi desa yang pernah mendapatkan status demikian, bukan status administratif desa yang memiliki hak-hak istimewa.
Menurut penuturan masyarakat sekitar, kawasan ini dulunya adalah bekas kota yang ditinggalkan karena tsunami besar (galoro) yang terjadi pada 9 Maret 1861.
Di kala komunikasi tidak lagi membutuhkan kehadiran tubuh, jarak telah dilipat lewat dunia virtual-digital, kita masih memperdebatkan persoalan santet dan sejenisnya.
Dalam menjalankan tugasnya, ia berperan sebagai abdi. Namun dalam praktiknya, ia juga menjadi guru spiritual dan penasihat bagi para Pandawa.
Tradisi ini menjadi ciri khas di setiap peristiwa barapan kerbau, sejak dulu hingga kini, terutama bagi mereka yang memiliki kesadaran akan pentingnya melestarikan permainan rakyat Etnis Samawa.
Tak apa mengikuti arus, asalkan tak hilang kendali. Sebab ada hal-hal yang terus berubah dan tak dapat ditentang. Tetapi untuk bertahan di tengah industri, tentu ada seninya sendiri.
Kini, nyala obor tinggal menunggu waktu dihembus sang bayu. Cahayanya semakin redup. Pencak kuntulan telah berada di ambang kepaten obor.
Mencermati interaksi simbolik antara sinden dan bajidor, cakrawala kita akan terbatas jika memaknai saweran sebatas transaksi atau menyoroti penampilan sinden hanya dari perspektif erotisme.
Munculnya sebuah umpatan di daerah tertentu merupakan pengembangan dari ragam budaya yang ada.
Sawah yang menghampar luas, perbukitan yang menjulang dan sumber air yang mengalir deras. Semua kekayaan alam itu membentuk dan menghidupi masyarakat Desa Jajar.