Cara Suku Dayak Punan Semeriot Menjaga Kelestarian Hutan
Suku Dayak Punan Semeriot masih mempertahankan tradisi leluhurnya, seperti tata cara berladang, berburu, dan lain sebagainya.
Suku Dayak Punan Semeriot masih mempertahankan tradisi leluhurnya, seperti tata cara berladang, berburu, dan lain sebagainya.
Seluruh empu yang terlibat dalam pembuatan keris, mengenakan pakaian serba putih tanpa jahitan layaknya pakaian para empu di masa lalu.
Untuk memeriahkan Hajat Waluya, diciptakanlah akronim “Walungan nu Mawa Kaya” (Sungai yang Membawa Kekayaan) dengan menempatkan ekosistem sungai sebagai pusat peradaban di Kecamatan Cijulang.
Menikam paus di tengah lautan adalah momen paling dramatis sepanjang musim lefa. Secara insting, teknik dan pengetahuan, seorang Lamafa sangat memahami perilaku paus.
Secara harfiah, sapo bagi orang Manggarai berarti dapur, tetapi benda ini juga bermakna perapian untuk memasak berbentuk persegi empat.
Tarian ini mengisyaratkan perpisahan dari mempelai wanita kepada keluarga, sanak saudara, dan teman-temannya karena telah dipersunting oleh pengantin pria pujaan hatinya.
Sarunei bolon dikenal sebagai alat musik tiup tradisional masyarakat Simalungun yang sering kita jumpai di dalam upacara adat maupun kenduri.
Secara simbolis, Temu Tirta ialah upacara penyatuan air dari sumber mata air pesanggrahan Gua Raja di Dukuh Ngaglik, lereng Gunung Merbabu, dengan mata air dari Muncar yang bersumber dari Gunung Merapi.
Segehan dihaturkan sebagai upaya penetralisir kekuatan Bhutakala. Dengan menghaturkan segehan, maka energi kembali seimbang, kekuatan gelap pun tergantikan.
Melalui tradisi Susuguh Karuhun, Jatisunda mewujud ke dalam simbol-simbol yang mewakili konsep ambu ageung dan ambu alit: kearifan yang meliputi seisi jagat raya.