Etnis.id - Sebagai seseorang yang hobi makan, entah mengapa saya saat-saat ini suka dengan makanan yang sederhana saja seperti cuanki.

Selain cuanki, pelbagai macam makanan di pinggir jalan, pedagang pikulan, dan banyak lagi sejenisnya, juga kerap saya panggil untuk berhenti di depan rumah.

Saya menyenangi makanan dari Jawa Barat. Namanya unik-unik dan disingkat-singkat. Selain rasa, nama memang harus unik agar makanan bisa cepat dikenali khalayak.

Saya kira orang-orang di Jawa Barat sana sukses menancapkan nama makanan sederhananya di benak orang-orang. Selain cuanki, ada nama batagor yang kepanjangannya bakso tahu goreng dan lain-lain.

Dulunya saya sempat bertanya, memangnya apa sih kepanjangan dari cuanki? Kata teman saya yang menetap di Bandung sekarang, arti dari cuanki adalah cari uang jalan kaki. Hm, menarik juga.

Memang, pertama kalinya saya makan cuanki di Bandung, cuma karena tertarik dengan pedagang pikulan yang lewat depan rumah teman, saat larut malam.

Ada kompor kecil yang dibawanya, beserta panci yang isinya kuah dan bahan dasar cuanki yaitu aci bahasa Sunda-nya, atau bubuk tapioka yang sudah dibentuk sedemikian rupa.

Jika aci-aci itu dicampur dengan kuah yang sudah diberi bumbu yang mungkin saja, bila tebakan saya benar, adalah campuran bawang putih dan sedikit merica, maka sungguh sedap rasanya.

Tapi masa iya cuma aci saja? Saya langsung penasaran dengan cuanki dan mencari bahan dasar dan cara membuatnya. Ternyata, makanan yang sekilas mirip bakso itu, adonannya terbuat dari daging ikan. Asalnya dari Cimahi.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya yakni:

-Udang yang telah dihaluskan sebanyak 25 gram
-Ikan tenggiri yang telah dihaluskan sebanyak 400 gram
-Tepung tapioka sebanyak 350 gram, resep ini menggunakan tepung tapioka
-Air dingin atau air es secukupnya
-Kulit pangsit sejumlah 20 lembar
-Tahu kulit sejumlah 10 buah
-Minyak goreng
-Air kaldu kurang lebih 1 liter
-Bawang merah sejumlah 7 siung
-Bawang putih sejumlah 5 siung
-Daun bawang sejumlah 1 batang yang telah diiris-iris
-Daun seledri sejumlah 2 batang
-Lada bubuk secukupnya
-Garam 1 sendok makan
-Bubuk penyedap rasa secukupnya
-Gula pasir secukupnya
-Bawang goreng secukupnya

Cara pembuatannya:

Haluskan bawang merah, bawang putih, dan lada. Sisihkan.
Ambil wadah, lalu masukkan ikan tenggiri, udang, air es, dan daun bawang yang telah diiris-iris ke dalamnya.

Masukkan bawang merah, bawang putih, dan lada yang telah dihaluskan, namun cukup setengah bagiannya saja. Aduk rata.

Masukkan tepung tapioka sedikit demi sedikit. Aduk lagi hingga semua bahan tercampur rata, namun tidak perlu hingga kalis. Lalu adonan dibagi menjadi 2 dan sisihkan.

Masak air hingga mendidih. Jika telah mendidih, masukkan adonan pada wadah pertama sedikit demi sedikit dengan cara dibulat-bulatkan sebelumnya, dengan menggunakan dua buah sendok.

Setelah bakso mengambang dan matang sempurna, kira-kira 10 menit setelah direbus, segera angkat dan tiriskan.

Ambil tahu, lalu belah bagian tengahnya dan isi dengan adonan bakso yang tersisa di wadah kedua. Lakukan hal yang sama pada tahu lainnya. Lalu kukus hingga matang kurang lebih 15 menit.

Adonan yang masih tersisa pada wadah kedua kemudian diletakkan di tengah kulit pangsit, lalu lipat kulit pangsit sesuai selera. Ulangi hal tersebut hingga kulit pangsit dan adonan habis. Kemudian goreng hingga matang.

Masak air kaldu dengan tambahan sisaan bawang putih, bawang merah, dan lada yang telah dihaluskan tadi. Lalu tambahkan garam, bubuk penyedap rasa, gula pasir, seledri sebanyak 1 batang. Aduk-aduk dan tunggu hingga kuah mendidih. Kemudian matikan api.

Setelah kuah mendidih, Anda dapat langsung menyajikan cuanki dengan cara menyusun bakso, tahu, dan pangsit di dalam mangkok, lalu tuang kuah kaldunya.