Etnis.id - Noken sudah tak asing lagi di Indonesia. Ia merupakan hasil olahan cipta, rasa, dan karya dari masyarakat Papua yang tumbuh subur sejak lama.

Noken dibuat dengan cara memintal serat kayu yang sudah dipilih, atau akar kayu, daun pandan, batang bunga anggrek, dan jenis lainnya.

Cara pembuatannya tidak sembarang. Sebab salah memilih dan mengelola bahan, hasilnya pun akan berbeda. Intinya, masyarakat Papua mengambil bahan utamanya di pegunungan, yang nantinya diolah secara tradisional.

Dari jurnal berjudul Fungsi, Makna, dan Eksistensi Noken Sebagai Simbol Identitas Orang Papua. Di Papua, kerajinan anyaman muncul dan berkembang berawal dari kehidupan alami masyarakat (Arby, dkk, 1995:15).

Sebagian besar pembuat noken berasal dari kalangan perempuan atau biasa disebut para mama-mama (perempuan yang sudah menikah).

Mereka dipercayai sangat telaten dan sabar memintal serat kayu untuk noken. Meski begitu, bukan berarti kalangan lelaki tidak cakap membuatnya. Intinya, secara dominan perempuanlah yang berperan aktif.

Noken ada beberapa ukuran. Yang besar dipakai untuk menampung hasil alam seperti pangan dan kebutuhan pokok lainnya, juga dipakai untuk membawa barang jualan ke pasar dengan disangkutkan di kepala. Yang kecil biasa dijadikan sebagai tas keseharian, tas sekolah anak-anak, atau menyimpan daun sirih.

Fungsi noken sendiri tidak saja sebagai alat untuk mengangkut barang dan menyimpan bahan makanan di rumah, tetapi noken harus ada saat perayaan atau upacara adat. Noken sampai sekarang belum tergantikan.

Dalam pada itu, bila seseorang perempuan hendak melangsungkan pernikahan, ia wajib menghasilkan noken dengan kualitas bagus. Jika berhasil, itu tandanya umurnya dianggap pas untuk menikah.

Sekarang, karena zaman makin maju, tak semua perempuan bisa menghasilkan noken. Selain itu, pemilihan bahan utama noken, tak mudah didapat seperti dulu. Sekarang, serat kayu sudah bisa digantikan dengan kain wol. Pilihan itu pula yang membuat kualitas noken tentu berubah. Kualitasnya bisa baik, bisa juga buruk, tergantung siapa yang memakainya.

Di sebuah marketplace terbesar di Indonesia, harga noken ukuran kecil dibanderol dengan harga di bawah Rp500 ribu, sedangkan ukuran di atasnya bisa mencapai jutaan.

Noken sendiri sudah ditetapkan sebagai kerajinan tangan masyarakat Papua, yang oleh PBB dianggap sebagai warisan budaya tak benda pada 2012 lalu. Tentunya hal itu untuk mengapresiasi kerajinan masyarakat Papua.