Etnis.id - Memanfaatkan limbah menjadi barang berguna sekaligus ekonomis itu biasa. Tetapi bagaimana jika memanfaatkan alam? Yang ada, pohon-pohon cuma ditebang dan tanah merah dibeton.
Itu yang saya sukai dari sebagian sistem masyarakat adat dan pedesaan sekarang. Pikirannya masih sehat, dan tidak melulu berpkir soal belanja selama ada hasil alam yang bisa digunakan di daerahnya.
Seperti Suku Baduy di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Mereka punya aksesories yaitu tas yang telah menjadi bagian keseharian mereka.
Tasnya itu dinamai koja atau jarog. Dari tas inilah mereka membuat identitasnya sendiri dan menjalankan aktivitas sehari-hari. Mereka benar-benar tampil trendi dengan caranya sendiri.
Koja itu berasal dari kulit kayu pohon Teureup atau terap, yang memiliki ketahanan terhadap rayap. Mereka memproduksinya dengan cara tradisional. Mengagumkan sekali bukan?
Mencari pohon itu juga tentu saja sulit, yakni masuk ke pedalaman hutan. Setelah kulit pohon ditemukan, proses selanjutnya adalah mengambil kulitnya.
Setelah itu, kulit pohon akan dijemur sampai kering. Setelahnya, dijadikan serabut guna memudahkan dalam pembuatan benang. Setelah jadi, benang yang telah terajut disambung menjadi bentuk tas.
Tas ini juga tidak langsung jadi begitu saja. Biasanya, jika ingin motif dan bentuk, pengerjaannya bisa sampai beberapa hari hingga seminggu. Apalagi kalau bahan bakunya sulit didapat dan motif tas koja itu rumit.
Setelah jadi sebuah tas utuh, orang-orang Baduy memakai tas itu pergi berladang, bercocok tanam, hingga menangkap ikan di sungai, dengan cara dijinjing pada bagian pundak atau diselempangkan.
Asal tahu saja, tas koja akan membusuk secara alami ketika sudah tidak terpakai oleh pemiliknya. Nikmat betul kehidupan di desa, bagi kita-kita yang tinggal di kota ini.